Selasa, 20 Januari 2009

HATI-HATI DENGAN SELF MEDICATION

Mungkin anda pernah melakukan pengobatan sendiri atau lebih dikenal sebagai self medication? Rasanya hampir semua orang pernah melakukan hal itu……ada berbagai alasan kenapa orang melakukan tindakan self medication, diantaranya malas untuk berobat ke dokter karena alasan kesibukan, menganggap penyakit yang dirasakan hanya penyakit ringan, atau mungkin karena tidak punya biaya untuk pergi ke dokter

Untuk penyakit ringan yang memang baru kita rasakan, boleh-boleh saja melakukan self medication, hanya untuk sekedar menghilangkan gejala, misalnya suhu badan kita diatas normal, merasa gak enak badan, pusing, sakit kepala, maka kita putuskan untuk menggunakan obat yang bersifat analgetik (penghilang nyeri) atau antipiretik (penurun demam). Apalagi obat bebas atau obat bebas terbatas yang secara peraturan dapat diperoleh tanpa resep dokter, sangat mudah kita dapatkan di apotek.
Tetapi anda tetap harus waspada, jangan sampai sedikit-sedikit anda menganggap ringan penyakit. Karena boleh jadi, penyakit yang anda anggap ringan tapi terjadinya berulang-ulang merupakan indikasi dari suatu penyakit berat.

Yang harus anda tahu bahwa sebenarnya obat adalah racun jika dikonsumsi pada kondisi yang tidak tepat. Setiap obat memiliki efek samping, sehingga berhati-hatilah ketika anda menggunakan obat yang anda beli sendiri. Lihatlah secara seksama petunjuk penggunaan, indikasi, kontra indikasi, efek samping atau interaksi obat yang biasanya tercantum dalam label kemasan obat .

Jika anda menggunakan obat bebas secara terus menerus setiap anda merasakan gejala sakit, maka efek samping tersebut boleh jadi muncul dalam waktu tertentu. Terjadi akumulasi senyawa yang nantinya dapat membahayakan.

Obat-obat analgetik (penghilang rasa sakit) seperti asetosal, asam mefenamat, kalium diklofenak, piroxicam memberikan efek samping berupa iritasi pada lambung. Sehingga anda harus berhati-hati, karena anda bisa mengalami penyakit gangguan lambung, gara-gara sering mengkonsumsi obat-obat tersebut, apalagi jika anda pasien penderita gangguan lambung, efek samping obat ini akan memperparah penyakit lambung anda.



[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 07 Januari 2009

BOLEHKAH MENGGUNAKAN OBAT TRADISIONAL BERSAMAAN DENGAN OBAT KIMIA?

Pertanyaan seperti ini boleh jadi pernah terbesit dalam fikiran anda. Kenapa? Karena mungkin anda menganggap bahwa obat tradisional itu aman, bahkan ada yang beranggapan bahwa obat tradisional tidak memberi efek samping, padahal obat tradisional pun mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan efek farmakologi.

Dari beberapa penelitian menunjukkan, beberapa bahan herbal memberikan interaksi yang merugikan antara obat tradisional dengan obat kimia. Berikut ini beberapa contoh bahan herbal yang dapat menimbulkan interaksi jika dikombinasi dengan obat kimia:

1.Ginkgo biloba
Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat faktor pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat terjadinya pendarahan.

2.Echinaceae
Echinacea biasanya diindikasikan untuk meningkatkan imunitas. Penggunaan echinaceae bersama dengan ketoconzaole (anti jamur), isoniazid (untuk mengobati penyakit TBC) dapat menyebabkan liver toxicity

3.Caffeine
Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat tradisional yang mengandung ginseng dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, serta menyebabkan insomnia

4.Ginseng
Berdasarkan penelitian, penggunaan ginseng bersama Coumadin dapat menyebabkan pendarahan.
Ginseng yang digunakan bersamaan dengan warfarin dapat menurunkan efek antikoagulan dari warfarin akibatnya proses pendarahan dapat tetap terjadi.

5.Allium sativum (bawang putih)
Penggunaan Allium sativum bersama dengan warfarin juga dapat menyebakan proses pendarahan tetap terjadi.

Jika obat tradisional tidak berinteraksi merugikan dengan obat kimia, maka boleh saja kita menggunakan obat tradisional sebagai pendukung pengobatan, tapi harus hati-hati dan dihindari jika ternyata obat tradisional itu memberikan efek merugikan.
Tapi obat yang interaksinya merugikan bisa saja digunakan, asal diatur waktu penggunaannya, misalnya digunakan secara terpisah dengan selang waktu kurang lebih 2 jam. Tetapi jika anda akan melakukan hal ini, maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahli kesehatan, jangan sembarangan mengkonsumsi tanpa dilandasi pengetahuan.
Sebagai konsumen, kitapun harus rajin membaca brosur secara teliti. Beberapa informasi interaksi obat bahan alam dan obat kimiawi yang dapat dijadikan acuan, dapat dilihat pada Buku Informatorium Suplemen Makanan Indonesia, yang telah selesai disusun oleh Badan POM

Referensi
1.www.pom.go.id

2.WHO Drug Information, 18 (2), 2004, hlm 120-121

3.Yuan, Chun-Su, Wei G, et.al. Brief Communication: American Ginseng Reduces
Warfarin’s Effect in Healthy Patients, Annals of Internal Medicine 2004 July 6, 141 (1), 23-27. Fugh-Berman A, Herb-drug interaction (Abstract), Lancet 2000 Jan 8; 355 (9198): 134-8

4.www.holisticonline.com

[+/-] Selengkapnya...