Rabu, 22 Oktober 2008

MINUMAN KERAS, KEBUTAAN HINGGA KEMATIAN

Kasus tewasnya belasan orang di Indramayu akibat menegak minuman keras beberapa waktu yang lalu, seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah dan juga masyarakat akan bahayanya minuman ini. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu, tetapi kalau di Indonesia yang penduduknya mayooritas beragama Islam, ternyata penggunaan miras seolah tidak mengenal batas usia, remaja saja sudah ada yang mengkonsumsinya, ya mungkin karena penegakkan hukum di Negara kita belum dijalankan dengan baik.

Bahaya minuman keras
Dalam proses fermentasi pembuatan minuman keras, akan dihasilkan metanol, etanol, etilkarbamat/uretan. Zat yang disebut terakhir ini bersifat karsinogen/ dapat berpotensi menimbulkan kanker. Jika fermentasi berlebihan akan dihasilkan asam laktat

Minuman beralkohol yang dikonsumsi berlebihan dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Alkohol bersifat adiktif (menimbulkan ketagihan), orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.

Keracunan metanol
Keracunan metanol disebabkan karena adanya proses oksidasi metanol di dalam organisme menjadi formaldehid dan asam format. Asam format ini sulit di ekskresikan keluar dari tubuh, akibatnya terjadilah asidosis parah (penurunan pH dibawah 7.37).
Adanya penurunan asam atau basa yang hebat dalam darah, menyebabkan sistem pengatur tubuh (sistem dapar darah, respirasi, fungsi ginjal) tidak lagi mampu mengatur pH darah supaya tetap pada nilai pH normal yaitu 7,4. Penurunan pH dibawah 7,20 akan mengakibatkan turunnya volume menit jantung, gangguan ritmus jantung, hipotensi (sampai terjadi syok), gangguan kesadaran dan akhirnya koma

Gejala keracunan pertama akan terlihat setelah periode laten beberapa jam, tanda-tandanya adalah: keluhan sakit kepala, pusing, mual, muntah, gangguan penglihatan menyusul kemudian tidak sadar, dan jika tidak cepat ditangani akan berujung pada kematian. Kalaupun pasien dapat diselamatkan nyawanya, boleh jadi akan mengalami kebutaan, karena telah terjadi kerusakan pada saraf penglihatan (atrofi opticus).

Keracunan etanol
Sekitar 20% etanol akan diabsorpsi di dalam lambung dan sekitar 80% di dalam usus halus bagian proksimal. Distribusi terjadi keseluruh tubuh dan terutama masuk ke cairan tubuh. Sekitar 90% dari jumlah yang diabsorpsi akan mengalami biotransformasi dan hanya sekitar 10% diekskresi dalam bentuk semula.
Di dalam organisme, etanol akan mengalami dehidrogenasi menjadi asetaldehid dengan bantuan enzim alkoholdehidrogenase. Asetaldehid kemudian akan dioksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat. Asetaldehid yang tertimbun dalam darah dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, muntah, rasa takut, jantung berdebar dan penurunan tekanan darah.

Keracunan akut alkohol dibedakan menjadi 3 stadium, yaitu eksitasi, toleransi dan asfiksia. Manifestasi terjadinya keracunan alkohol dapat berupa gangguan sistem saraf pusat, berkurangnya kemampuan kerja otot, dilatasi pembuluh darah kulit karena adanya hambatan di pusat vasomotor dan sebagian kerjanya diakibatkan kerja langsung pada otot pembuluh. Etanol dalam konsentrasi rendah (sekitar 10 g/100 mL) akan menaikkan produksi asam klorida dalam lambung, sedangkan dalam konsentrasi tinggi (≥ 20 g/ 100 mL) sebaliknya. Minuman dengan kadar alkohol ≥ 40% akan menyebabkan gastritis




[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 17 Oktober 2008

SEPERTI APAKAH AIR LAYAK MINUM

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.


Definisi air minum
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.

Persyaratan air minum
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut.

Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna

Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut telah tercemar.

Syarat tidak mengandung logam berat
Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak

Syarat tidak mengandung bakteri patogen

Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber


[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 11 Oktober 2008

PENANGANAN PENYAKIT INFLUENZA

Mungkin setiap orang pernah mengalami diserang virus influenza. Penyakit ini begitu umum dan telah lama dikenal, umumnya masyarakat menyebutnya penyakit flu. Berat ringannya penyakit ini tergantung pada daya tahan tubuh seseorang.

Jenis virus influenza
Virus influenza ada 3 tipe, yaitu tipe A, B dan C. virus tipe A dan beberapa virus tipe B dapat merubah konfigurasi genetiknya, akibatnya timbul strain baru padahal boleh jadi manusia belum memiliki imunitas terhadap strain baru tersebut.

Gejala Penyakit flu

Para penderita flu, biasanya akan merasakan gangguan pada selaput lendir, seperti hidung mampat, bersin-bersin, batuk.

Penanganan Flu

Penanganan penyakit flu dapat dilakukan tanpa atau dengan obat.

Penanganan tanpa obat
Penyakit flu merupakan penyakit yang self-limiting, artinya jika tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain, biasanya setelah 4-7 hari akan sembuh sendiri, sehingga agar lebih ringan menghadapi penyakit ini, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
1.Beristirahat dengan cukup selama 2-3 hari
2.Hindari kegiatan fisik secara berlebihan
3.Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
4.Konsumsi buah-buahan segar untuk mendapatkan banyak vitamin
5.Minum air yang banyak, agar rasa kering di tenggorokkan dapat diminimalkan. dan untuk mengurangi rasa nyeri di tenggorokan dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur dengan air garam

Penanganan dengan obat
Yang sering dilakukan oleh masyarakat, ketika dia terkena flu, adalah dengan mengkonsumsi antibiotik, seperti amoxicillin. Sebenarnya penggunaan antibiotik seperti amoxicillin untuk menangani virus influenza adalah tidak tepat, karena amoxicillin diindikasikan untuk infeksi karena bakteri.
Penggunaan obat flu, sebenarnya untuk menghilangkan symptom (gejalanya), bukan untuk “memberantas” virus influenza itu sendiri, sehingga jika setelah 3 hari tidak kunjung sembuh, segera perksakan ke dokter. Umumnya obat-obat flu adalah obat yang dikategorikan sebagai obat bebas atau obat bebas terbatas, yaitu obat-obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Kalau antibiotik, tergolong obat keras, sehingga penggunaaannya harus didasarkan resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat malah akan merugikan, karena akan menimbulkan resistensi terhadap mikroorganisme tertentu.

Obat flu yang beredar di pasaran, pada umumnya merupakan kombinasi antara berbagai zat aktif dengan efek sebagai berikut:
1.Penurun demam (antipiretik) seperti parasetamol

2.Mengurangi hidung tersumbat (dekongestan), seperti PPA HCl, Pseudoefedrin

3.Antihistamin, berfungsi untuk mencegah pelepasan mediator yang dilepas pada saat terjadi alergi, contohnya CTM (chlorfeniramine maleate), dexchlorfeniramin maleate. Umumnya golongan antihistamin Ini memberikan efek samping mengantuk, tapi efek samping ini bermanfaat, karena dapat membantu penderita flu untuk beristirahat lebih baik. Ada juga antihistamin yang tidak memberikan efek samping mengantuk.

4.Ekspektoran, yaitu senyawa yang dapat membantu untuk mempermudah pengeluaran dahak. Ekspektoran sendiri dibagi menjadi 3, yaitu
a)Sekretolitika (untuk meningkatkan pengeluaran lendir), contohnya Radix ipecacuanhae, ammonium klorida, oleum eucalypti
b)Mukolitika (mengubah sifat fisiko kimia sekret, terutama dengan menurunkan kekentalan lendir), contohnya bromheksin
c)sekremotorika ( menyebabkan gerakan sekret dan batuk untuk mengeluarkan sekret tersebut), contohnya golongan β-simpatomimetika

5.Antitusiva (menghentikan rangsang batuk, menurunkan frekuensi dan intensitas dorongan batuk dengan cara menekan refleks batuk karena adanya penghambatan pusat batuk dalam batang otak dan atau melalui blokade reseptor batuk dalam saluran bronkus. Obat ini hanya digunakan pada rangsang batuk kering, contohnya dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl

Obat flu mana yang harus dipilih?

Banyak sekali obat flu yang beredar di pasaran, .sehingga terkadang kita pun bingung untuk memilihnya. Obat flu yang harus dipilih adalah obat yang didasarkan pada gejala yang terjadi

Referensi: dari berbagai sumber




[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 08 Oktober 2008

BAGAIMANA CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT?

Obat merupakan bahan kimia yang pastinya memiliki efek samping atau efek lain yang tidak diinginkan. Sehingga untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, maka penggunaan obat harus dilakukan secara tepat. Yang dimaksud tepat disini adalah tepat dosis, tepat cara pakai bahkan tepat waktu.

Tepat dosis
Dosis obat adalah jumlah dan frekuensi obat yang harus diminum/digunakan dalam rentang waktu tertentu. Efek suatu obat bergantung pada konsentrasi pada tempat kerja, sehingga dosis suatu obat adalah suatu hal yang penting diketahui dan diikuti. Jangan karena merasa penyakit anda tidak cepat hilang, maka anda menggunakan obat secara berlebihan, sehingga yang muncul bukannya efek terapi tapi malah efek toksik. Atau jangan pula ketika anda menggunakan antibiotik yang harusnya diminum secara rutin sampai habis (biasanya diberikan untuk waktu 5 hari), tapi karena merasa telah sembuh, penggunaan antibiotiknya tidak dilanjutkan

Tepat cara pakai
Tergantung tempat dan tujuan pemakaian obat, maka obat pun dibuat dalam bentuk sediaan yang bermacam-macam. Berikut ini beberapa contoh bentuk sediaan obat:
1.Tablet kunyah, yaitu sediaan tablet yang dikunyah dulu sebelum ditelan. Tujuan pembuatan tablet kunyah sendiri karena ada beberapa kelebihan, diantaranya memiliki ketersediaan hayati yang baik, meningkatkan disolusi (jumlah zat aktif yang terlarut dan dapat diserap oleh tubuh).
2.Suppositoria, obat digunakan melalui rektal. Untuk zat aktif yang rusak di lambung, maka obat di buat dalam bentuk suppositoria. Obat ini pun mudah digunakan oleh bayi, pasien gangguan mental, manula atau orang-orang yang sulit menelan obat
Dan masih banyak bentuk sediaan obat lainnya yang penggunaannya tertentu sesuai dengan tujuannya.

Tepat waktu
Pada saat anda mendapat resep, terkadang ada obat tertentu yang instruksinya harus diminum pada malam hari, karena memang obat-obat tertentu dapat memberikan efek yang lebh baik jika dikonsumsi pada malam hari. Ada juga yang sebaliknya harus diminum pada pagi hari agar tidak mengganggu masa istirahat dimalam hari, contohnya obat diuretik, pasien yang menggunakan obat jenis ini akan sering merasa ingin buang air kecil.

Berikut ini beberapa panduan tentang bagaimana cara menggunakan obat secara tepat, sehingga dapat memberikan efek terapi yang diinginkan:

1.Baca secara seksama informasi obat pada kemasannya, atau tanyakan kepada apoteker
Anda dapat menggunakan obat secara tepat dengan cara mengikuti informasi yang tertera dalam kemasan obat. Pada obat bebas dan bebas terbatas, informasi lengkap tentang obat itu tercantum dalam kemasan primer (kemasan yang kontak langsung dengan produk), seperti bentuk kemasan strip atau blister. Sedangkan pada obat keras, informasi lengkap tidak dicantumkan pada kemasan primer, tapi tercantum pada kemasan sekundernya, yaitu dalam leaflet atau brosur, karena obat keras memang hanya dapat diperoleh melalui resep dokter, sehingga dokter atau apoteker lah yang seharusnya menjelaskan secara detil tentang penggunaan obat tersebut. Sebagai pasien sebaiknya kita mulai membiasakan diri untuk mengetahui informasi tentang obat yang kita gunakan. Jika pasien merasa belum memahami maksud yang tercantum dalam informasi tersebut, maka pasien memiliki hak untuk meminta informasi obat, anda dapat bertanya secara langsung kepada apoteker, atau kepada Pusat Informasi Obat yang memberikan layanan informasi obat kepada masyarakat luas seperti PIO Nas Badan POM (Pusat Informasi Obat Nasional Badan POM)

2.Pastikan obat yang akan anda minum adalah benar, karena saya pernah menerima informasi, ada seorang pasien yang salah minum obat karena kemasan obat yang mirip.

3.Pastikan obat yang anda minum belum kadaluarsa
Obat yang sudah kadaluarsa tidak bisa di jamin mutunya bahkan boleh jadi ada hasil urai obat yang justru membahayakan, misalnya zat para-aminofenol yang merupakan hasil urai dari parasetamol (penurun demam) bisa menyebabkan kerusakan hati.

4.Minumlah obat dengan air putih, karena air putih bersifat netral.
Jika anda meminum obat dengan selain air putih, dikhawatirkan ada interaksi yang antara obat dengan zat yang terkandung dalam minuman sehingga dapat mengurangi efektifitas dari obat.

5.Perhatikan tempat penyimpanan obat, jangan biarkan obat terpapar panas/ cahaya matahari langsung, karena hal tersebut dapat menurunkan kualitas obat. Ikutilah petunjuk penyimpanan obat. Umumnya obat di simpan di tempat kering dan sejuk, tapi ada jenis obat tertentu yang harus disimpan di lemari es, seperti obat dalam bentuk suppositoria.

[+/-] Selengkapnya...